Jumat, 21 Oktober 2011

Memimpikan Negeri Bermasjid

M

Oleh: Ustadz Muhammad Arifin Ilham


Sebagai anak bangsa, penulis bermimpi dengan negeri ini. Indah sekali jika menyaksikan para pejabat atau pemegang kekuasaan di negeri ini berduyun-duyun menuju masjid ketika azan berkumandang. 'Arasy-Nya pasti bergetar dan para malaikat pun dibuat terpana, ketika saat-saat krusial sidang kabinet atau rapat paripurna seorang presiden atau wakilnya dan atau ketua DPR tiba-tiba menskorsing rapat. Kemudian, memerintahkan para menteri atau wakil rakyat yang Muslim untuk bergegas memenuhi panggilan suci dan bersegera mendirikan shalat, mulai dari dirinya sendiri, sebagai seorang presiden atau pimpinan di DPR.

Situasi panas atau alot ketika rapat, pelan-pelan akan terkurangi bersamaan basuhan segar air wudhu. Dalam barisan yang rapat dan lurus, mereka pun tegak berdiri menghadap Allah. Bersama-sama mengangkat tangan, membesarkan Sang Pencipta, takbiratul ihram. Mereka juga bersama-sama uluk salam, menengok kanan dan kiri, menebar keselamatan dan kesejahteraan antarsesama. Lalu duduk sesaat, untuk berzikir dan berdoa. Memohon supaya Sang Maha Menatap memberi kebaikan dan jalan keluar dari setiap persoalannya. Allahu akbar, rasanya damai dan tenang. Pastinya tidak akan pernah terbetik untuk saling menyerang antarmereka.

Lebih-lebih ketika shalat usai, kemudian dilanjutkan dengan musafahah, saling bersalaman. Bisa dipastikan cair sudah hubungan alot mereka. Dalam keadaan muka bergurat aura surga tersebut, mereka jalan beriringan dan mendiskusikan persoalan rakyat dan umat yang belum sempat selesai. Menyaksikan seperti itu, malaikat turut berdoa, rahmat dan berkah-Nya untuk mereka.

Rasulullah SAW sangat mencintai masjid, malah saking cintanya akan masjid beliau mendirikan rumah di samping masjid. Masjid itu kunci keberkahan. Baaraknaa haulahu. Kalau seorang suami atau ayah pergi ke masjid, maka istri dan anak-anaknya diberkahi. Kalau pedagang berangkat ke masjid, insya Allah perdagangannya akan diberkahi. Begitu juga, jika pemimpin di negeri ini mau ke masjid, utamanya di waktu Subuh, pastilah penduduknya akan diberkahi. (QS at-Taubah [9]: 18).

Telah lama masjid-masjid di negeri ini bersedih. Ditinggalkan dari lautan peran yang belum maksimal. Mari saatnya kembali ke masjid dengan tujuan memakmurkan dan menghidupkannya, agar kita diberkahi dan diridai.
Banyak sosok manusia besar lahir dari pembiakan syiar dan keberkahan masjid. Masjid adalah sebuah tempat pengaderan pribadi-pribadi tangguh. Rasulullah SAW telah memberi contoh dengan menjadikan syiar masjid sebagai proyek pertama amal jama'i.

Dari masjid lahirlah manusia-manusia besar. Ada negarawan besar seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib. Para penakluk seperti Hamzah, Khalid bin Walid, Saad bin Abi Waqqash, Amr bin Ash, dan Usamah bin Zaid. Ulama-ulama seperti Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit, dan Muadz bin Jabal. Intelijen andal seperti al-Abbas dan Salman al-Farisi. Pengusaha-pengusaha hebat seperti Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah. Dan perawi hadis brilian seperti Abu Hurairah dan Aisyah. Ala kulli hal, kita semua bermimpi akan negeri bermasjid ini.

_____________________________________________________

Anda ingin BERSEDEKAH pengetahuan dan kebaikan? Mari berbagi hikmah dengan pembaca Republika Online. Kirim naskah Anda melalui hikmah@rol.republika.co.id, disertai identitas diri. Rubrik ini adalah forum dari dan untuk sidang pembaca sekalian, tidak disediakan imbalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar